Study Hard: Interaksi Wilayah Desa dan Kota

Jumat, 26 April 2013

Interaksi Wilayah Desa dan Kota

PENGERTIAN DAN PENJELASAN INTERAKSI WILAYAH DESAN DAN KOTA



1. Pengertian interaksi

Interaksi merupakan suatu proses yang sifatnya timbal balik dan mempunyai pengaruh terhadap perilaku dari pihak-pihak yang bersangkutan melalui kontak langsung, berita yang didengar, atau surat kabar. Interaksi adalah hubungan antara dua wilayah atau lebih yang dapat menimbulkan gejala atau masalah baru. Interaksi antarkota dapat terjadi karena berbagai faktor atau unsur yang ada dalam salah satu kota, antara lain: kemajuan masyarakat kota, perluasan jaringan jalan dari satu kota ke kota lain, dan kebutuhan timbal balik antara kota itu dari integrasi atau pengaruh kota terhadap kota yang lainnya.
Menurut Edward Ullman, ada tiga faktor utama yang memengaruhi timbulnya interaksi antarwilayah.
a. Adanya wilayah-wilayah yang saling melengkapi (Regional complementarity).
b. Adanya kesempatan untuk berintervensi (Interventing opportunity).
c. Adanya kemudahan transfer atau pemindahan dalam ruang (Spatial transfer ability).

a. Komplementasi regional (regional complementarity)
Komplementaritas regional adalah adanya wilayah-wilayah saling melengkapi, di mana terdapat wilayah-wilayah yang berbeda dalam ketersediaan sumber daya alam.

b. Kesempatan intervensi (interventing opportunity)
Kesempatan intervensi diartikan sebagai suatu kemungkinan perantara yang dapat menghambat timbulnya interaksi antarwilayah. Sangat memungkinkan antara wilayah A dan B terjalin hubungan timbal balik, sebab wilayah A kelebihan sumber daya X dan kekurangan sumber daya Y, sebaliknya wilayah B kelebihan sumber daya Y dan kekurangan sumber daya X. Namun kebutuhan masing-masing wilayah itu secara langsung dipenuhi dari wilayah C, maka interaksi wilayah A dan B jadi melemah.


c. Kemudahan perpindahan dalam ruang (spasial transfer ability)
Faktor kemudahan perpindahan dalam ruang, baik proses pemindahan manusia, gagasan, dan informasi ataupun proses pemindahan barang berpengaruh terhadap proses interaksi. Faktor ini sangat berkaitan dengan:
1) jarak mutlak dan relatif antara tiap-tiap wilayah,
2) biaya angkutan atau biaya transportasi yang memindahkan manusia, barang, gagasan, dan informasi dari suatu tempat ke tempat lain,
3) kemudahan dan kelancaran prasarana transportasi antara wilayah, seperti kondisi jalan, relief yang dilewati, jumlah kendaraan, dan sebagainya.

Jarak mutlak adalah jarak sebenarnya dari dua tempat yang akan diketahui kekuatan interaksinya, sedangkan jarak relatif ditekankan pada berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengadakan perpindahan manusia, informasi, ataupun barang. Jarak relatif dapat diperpendek melalui kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.

2. Zona interaksi desa dan kota
Wilayah-wilayah interaksi tersebut membentuk lingkaran-lingkaran yang dimulai dari pusat kota sampai ke wilayah pedesaan. Menurut Bintarto, wilayah-wilayah zona interaksi adalah sebagai
berikut.
a. City adalah sebagai pusat kota.
b. Suburban (subdaerah perkotaan), yaitu suatu wilayah yang lokasinya dekat dengan pusat kota, dan merupakan tempat tinggal para penglaju. Penglaju adalah penduduk yang melakukan mobilitas harian (tanpa menginap) di kota.
c. Suburban fringe (jalur tepi subdaerah perkotaan), yaitu suatu wilayah yang melingkari suburban dan merupakan peralihan antara desa dan kota.
d. Urban fringe (jalur tepi daerah perkotaan paling luar), yaitu suatu wilayah batas luar kota yang mempunyai sifat-sifat mirip kota kecuali pusat kota.
e. Rural urban fringe (jalur batas desa – kota), yaitu suatu wilayah yang terletak antara desa dan kota yang ditandai dengan penggunaan lahan campuran antara sektor pertanian dan nonpertanian.
f. Rural, yaitu daerah pedesaan.

3. Pengaruh interaksi desa dan kota
Wujud interaksi desa dan kota dalam kehidupan sehari-hari.
a. Pergerakan barang dari desa ke kota atau sebaliknya.
b. Pergerakan gagasan dan informasi dari kota ke desa.
c. Adanya komunikasi penduduk antara kedua wilayah tersebut.
d. Pergerakan manusia dalam bentuk rekreasi, urbanisasi, dan mobilitas penduduk.

Pengaruh positif yang timbul dari interaksi desa – kota adalah sebagai berikut.
a. Tingkat pengetahuan penduduk meningkat karena telah didirikannya sekolah dasar hingga sekolah menengah di pedesaan.
b. Lancarnya transportasi desa – kota dapat meningkatkan komunikasi dan pengiriman barang dari desa ke kota atau sebaliknya.
c. Masuknya teknologi tepat guna ke pedesaan di bidang pertanian dan peternakan dapat meningkatkan aneka produksi sehingga pendapatan masyarakat desa meningkat pula.
d. Masuknya para ahli ke pedesaan bermanfaat dalam menciptakan berbagai peluang yang berinteraksi ekonomi.
e. Bantuan dari pemerintah dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas di bidang wiraswasta.
f. Pengetahuan masalah kependudukan khususnya NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) sudah tersebar ke desa-desa.
g. Berkembangnya organisasi sosial dan koperasi desa guna meningkatkan pertumbuhan ekonomi desa.

Selain pengaruh positif di atas, interaksi desa – kota dapat menimbulkan pengaruh negatif.
a. Berkurangnya tenaga kerja produktif di desa karena penduduk desa berusia muda bekerja di kota.
b. Menyempitnya lahan pertanian, hilangnya kawasan hijau, dan berubahnya lahan desa.
c. Penetrasi kebudayaan kota ke desa yang kurang sesuai dengan budaya atau tradisi desa cenderung mengganggu tata pergaulan dan seni budaya desa.
d. Munculnya berbagai masalah sosial, seperti pengangguran, tunasusila, tunawisma, dan kriminalitas.
e. Munculnya daerah kumuh (slum area).

4. Aspek interaksi kota
a. Aspek interaksi kota di bidang ekonomi
1) Harga barang antarwilayah relatif sama.
2) Mata pencaharian penduduk bervariasi.
3) Kegiatan produksi konsumsi lebih teratur.

b. Aspek interaksi kota di bidang sosial
1) Terjadi perubahan sosial yang lebih baik.
2) Dengan koordinasi yang baik antarkota, dapat mengurangi masalah tunawisma dan tunakarya.

c. Aspek interaksi kota di bidang budaya
1) Tingkat pendidikan semakin maju.
2) Komunikasi semakin terbuka membawa kemajuan di bidang teknologi.
3) Adanya perubahan norma sosial, yaitu kecenderungan masyarakat untuk menjadi keluarga kecil bahagia sejahtera.
4) Kebudayaan akan berkembang lebih sempurna dan beragam.

5. Urbanisasi
Menurut Bintarto, migrasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota atau perubahan suasana desa ke suasana kota.
Proses migrasi ada tiga, yaitu:
a. aglomerasi penduduk desa,
b. perwujudan pola tata kehidupan atau pergaulan yang baru,
c. dominasi peradaban kota terhadap seluruh penduduk.

a. Faktor-faktor penyebab terjadinya urbanisasi
1) Faktor pendorong
a) Menyempitnya pemilikan lahan akibat pembagian tanah warisan.
b) Lapangan kerja terbatas karena jumlah penduduk tinggi.
c) Upah tenaga kerja di desa rendah.
d) Fasilitas di desa kurang memadai.
e) Adanya pengangguran tidak kentara.

2) Faktor penarik
a) Anggapan bahwa lapangan kerja di kota luas sehingga mudah mencari pekerjaan.
b) Fasilitas di kota lengkap dan memadai.
c) Upah kerja tinggi.
d) Tingkat kebudayaan kota yang lebih tinggi.

b. Dampak yang timbul akibat urbanisasi
1) Akibat bagi desa
a) Lahan pertanian terbengkalai.
b) Tenaga kerja potensial berkurang.
c) Beralihnya modal dari desa ke kota.
d) Pembangunan desa terhambat.

2) Akibat bagi kota
a) Terjadi ledakan penduduk.
b) Munculnya daerah kumuh (slum area).
c) Timbulnya ketegangan sosial.
d) Terjadinya pencemaran.

c. Upaya mengatasi urbanisasi
1) Peningkatan kualitas fasilitas di desa.
2) Pemerataan pembangunan ke daerah pedesaan.
3) Desentralisasi industri kecil ke desa-desa.
4) Membatasi arus penduduk dari desa ke kota melalui kegiatan administrasi dan
kebijaksanaan lainnya.

Tidak ada komentar: