Study Hard: SUSUNAN RANCANGAN PENELITIAN SOSIAL

Jumat, 26 April 2013

SUSUNAN RANCANGAN PENELITIAN SOSIAL

SUSUNAN RANCANGAN PENELITIAN SOSIAL



1. Penentuan Topik Penelitian

Penelitian adalah seperangkat usaha yang terorganisasi untuk mengetahui, mengkaji, dan mengambil fungsi terhadap sesuatu yang menjadi objek dalam rangka memperoleh pengetahuan dasar atau dalil
untuk pengembangan suatu ilmu pengetahuan.
Hal-hal yang penting dalan penelitian sebagai berikut.
a. Penelitian bermutu selalu berpangkal tolak pada pemikiran yang tepat dan jelas.
b. Kemampuan dan keterampilan berbahasa mempunyai pengaruh yang besar terhadap menarik dan tidaknya isi penelitian.
c. Peneliti memerlukan pengetahuan yang cukup tentang objek yang diteliti.

Manfaat suatu penelitian sebagai berikut.
a. Penerapan suatu pengetahuan dan dalil atau hukum yang sudah dimiliki peneliti sebelumnya.
b. Pengembangan wawasan ilmu dan ruang lingkup ilmu pengetahuan tertentu yang dikembangkan.
c. Peneliti dapat memperoleh manfaat berupa pengetahuan dan keterampilan yang bersifat khusus pada bidang atau subbidang pengetahuan tertentu.
d. Peneliti dapat memperoleh hukum atau dalil yang besar manfaatnya bagi orang banyak.

a. Sumber dan Topik Penelitian
Topik adalah suatu masalah atau pokok pembicaraan yang akan dibuat atau dibahas dalam penelitian. Jadi, sebelum mengadakan penelitian ilmiah atau mengarang, peneliti harus ditentukan dahulu topiknya.

Topik dapat dicari di mana-mana karena sumbernya banyak dan berlimpah. Pengalaman individual, kreasi imajinatif, dan penyelidikan sesuatu merupakan sumber topik yang luas.
Agar terhindar dari kesulitan memperoleh topik, seorang peneliti harus memperhatikan petunjuk berikut.
1) Menambah pengalaman dengan banyak melihat, mendengar, membaca, dan mengalami sendiri berbagai peristiwa.
2) Rajin mengamati sesuatu yang terjadi di sekeliling kita.
3) Mengembangkan daya khayal, imajinasi, dan kreativitas.
4) Mengadakan diskusi dan tukar pendapat untuk melatih mengemukakan pendapat.
5) Memilih topik yang menarik dan ada kemampuan mengerjakan penelitian dan penulisan.
6) Tidak membuat topik yang terlalu umum dan luas.

b. Pembatasan Topik
Topik yang terlampau umum, luas, dan tidak sesuai dengan kemampuan, ruang lingkupnya dapat dibatasi dengan cara sebagai berikut.
1) Menurut Waktu, Periode, Atau Zaman
Topik: seni lukis pada zaman pembangunan, lebih khusus daripada
topik: sejarah seni lukis di Indonesia.
2) Menurut Tempat
Topik: Indonesia lebih khusus daripada Asia; topik: Pulau Sumatera lebih khusus daripada topik: tanah air Indonesia; topik: Surabaya lebih sempit daripada Jawa Timur.
3) Menurut Aspek Khusus-Umum
Topik: pengaruh kebijaksanaan kenaikan harga BBM terhadap masyarakat dapat dikhususkan menjadi pengaruh kebijaksanaan kenaikan harga BBM terhadap usaha angkutan.
4) Menurut Objek Materi dan Objek Formal
Objek materi adalah bahan yang dibicarakan, sedangkan objek formal adalah dari mana bahan itu ditinjau. Topik: perkembangan pers di Indonesia, dapat dikhususkan menjadi perkembangan pers di Indonesia ditinjau dari segi kebebasannya. Perkembangan pers di Indonesia merupakan objek materi, sedangkan ditinjau dari segi kebebasannya merupakan objek formal sebab sudut pandangnya difokuskan pada segi kebebasan pers belaka.
5) Menurut Pembagian Bidang Kehidupan Manusia
Topik pembangunan di Indonesia dapat dibatasi menjadi pembangunan ekonomi di Indonesia.
6) Menurut Hubungan Klausal (Sebab-Akibat)
Topik: transmigrasi di Indonesia, dapat dijadikan lebih spesifik menjadi beberapa hal yang mendorong timbulnya urbanisasi di Indonesia. Pengkhususan dilakukan berdasarkan hubungan sebab akibat.

2. Merumuskan Masalah dan Memilih Pertanyaan Penting Dalam Penelitian
Rumusan masalah berisi pertanyaan tentang hal-hal yang akan dicari jawaban melalui kegiatan penelitian dan bermanfaat untuk menegaskan hal-hal utama yang akan diteliti. Untuk mempercepat dan mempermudah mencari data dalam penelitian, perlu dipersiapkan beberapa pertanyaan penting. Pertanyaan tersebut harus menunjang dalam melengkapi data yang diperlukan.
Contoh:
Pertanyaan dalam penelitian masalah kependudukan, antara lain sebagai
berikut.
a. Berapakah jumlah anak bapak/ibu dan berapa umurnya masingmasing?
b. Di manakah anak-anak sekolah?
c. Apabila anak-anak ada yang sudah bekerja, di manakah mereka bekerja?
d. Apakah pekerjaan bapak/ibu dan berapakah gaji bapak/ibu per bulan?
e. Apakah ada usaha lain dalam meningkatkan pendapatan keluarga?
f. Apakah bapak/ibu ikut program KB dan jenis kontrasepsi apakah yang digunakan?
g. Apakah alasan bapak/ibu ikut KB?
h. Sebutkan (bila ada) masalah dalam mengikuti KB!
i. Sebutkan kepentingan bapak/ibu dalam ikut KB!
j. Sebutkan masalah lingkungan yang ada di sekitar rumah bapak/ibu dan bagaimanakah usaha mengatasinya!

3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian dimaksudkan sebagai jawaban yang ingin ditemukan dari suatu penelitian. Perumusan tujuan penelitian harus sejalan dengan perumusan penelitian.
Manfaat penelitian perlu dikemukakan agar diketahui hasil yang hendak dicapai dari penelitian dan untuk siapa hasil penelitian itu digunakan.
Keterkaitan antara rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian dapat dilihat contoh berikut.
Rumusan masalah penelitian:
Berapakah persentase desa A yang menggangur (tidak bekerja)?
Tujuan penelitian:
Untuk mengetahui persentase penduduk yang bekerja dan tidak bekerja.
Manfaat penelitian:
Untuk pedoman bagi usaha mengatasi pengangguran.

4. Tinjauan Kepustakaan Atau Studi Kepustakaan
Fungsi tinjauan kepustakaan sebagai berikut.
a. Menegaskan kerangka teoretis yang dijadikan landasan berpikir dalam menjawab masalah penelitian yang dibuat.
b. Memperdalam pengetahuan tentang masalah yang diteliti sehingga menguasai masalah dengan baik.
c. Menghindari terjadinya suatu pengulangan penelitian.
d. Mempertajam konsep dan memudahkan perumusan hipotesis.

5. Hipotesis
Hipotesis adalah suatu pendapat yang sifatnya masih sangat sederhana karena belum diuji oleh kenyataan di lapangan. Hipotesis yang dimunculkan di lapangan disebut hipotesis induktif.
Hipotesis yang dimunculkan dari teori disebut hipotesis deduktif. Penelitian yang berpijak pada hipotesis dimaksudkan untuk menguji hipotesis. Pada penelitian yang tidak berpijak pada hipotesis, tidak bertujuan menguji hipotesis, tetapi mencari jawaban atas pertanyaan dalam rumusan penelitian.
Syarat-syarat dalam merumuskan hipotesis adalah:
a. kalimat harus jelas dan tidak bermakna ganda;
b. kalimat disusun berdasar kalimat berita, bukan kalimat tanya; dan
c. dirumuskan secara operasional sehingga memudahkan pengujian.

Ciri-ciri hipotesis yang baik adalah:
a. dapat menjelaskan masalah secara rasional;
b. dapat diterima dengan akal sehat;
c. dapat diuji kebenarannya;
d. konsistensi dengan teori yang dibuat;
e. dinyatakan sederhana dan singkat; dan
f. menyatakan hubungan di antara variabel yang dipermasalahkan.

Berdasarkan isi dan rumusannya ada dua macam hipotesis.
a. Hipotesis Kerja, Alternatif, Atau Asli (Ha)
Hipotesis kerja, alternatif, atau asli adalah hipotesis yang dirumuskan oleh peneliti baik yang bersifat relasional maupun deskriptif.
Contoh: Perpindahan penduduk lebih tinggi di daerah yang tingkat kepadatan penduduknya semakin besar.
b. Hipotesis Nol (Ho)
Hipotesis nol adalah hipotesis yang menggunakan statistik untuk menguji kebenarannya. Hipotesis nol merupakan formulasi terbalik dari hipotesis kerja.
Contoh: Tidak terdapat perbedaan perpindahan penduduk di daerah yang memiliki tingkat kepadatan penduduk tinggi dan tingkat kepadatan penduduk yang rendah.

6. Subjek (Sampel Penelitian)
a. Pengertian Subjek (Sampel) dan Tujuan Sampel
Sampel adalah objek penelitian yang dipilih dan ditetapkan untuk diteliti lebih jauh sesuai dengan yang diperlukan sebagai wakil dari populasi yang ada.
Tujuan pengambilan sampel untuk mengadakan penghematan waktu, biaya, dan tenaga dengan validitas yang masih tetap terjaga secara baik.

b. Pertimbangan Dalam Menggunakan Sampel
Populasi dan sampel merupakan bagian penting dalam penelitian walaupun tidak selamanya sampel itu harus ada. Artinya, sampel itu ada kalau diperlukan untuk memudahkan penelitian. Oleh karena itu, penelitian harus mempunyai permasalahan dan tujuan yang jelas. Jika melibatkan sejumlah orang harus diputuskan terlebih dahulu kerangka konsepsionalnya sebagai batasan operasional dalam menentukan:
1) apakah penelitian yang dilakukan akan meliputi keseluruhan populasi
2) apakah hanya akan mencari dan mengambil sebagian populasi.

Beberapa pertimbangan dalam memutuskan perlu tidaknya menggunakan sampel adalah sebagai berikut.
1) Besarnya Populasi
Jika populasi yang diambil cukup besar, penggunaan sampel sangat diperlukan.
2) Biaya yang Tersedia
Jika dana yang tersedia kurang memadai untuk menjangkau populasi perlu digunakan sampel.
3) Sarana dan Prasarana yang Tersedia
Apabila sarana, prasarana, dan transportasi untuk menjangkau responden sulit dilakukan, sampel diperlukan.
4) Waktu dan Tenaga yang Tersedia
Perlu diperhatikan waktu dan tenaga yang tersedia untuk mendapatkan data. Apabila waktu penelitian singkat dan tenaga yang tersedia terbatas perlu digunakan sampel.
5) Bebas dari Sifat Bias
Di dalam pengambilan sampel harus diusahakan agar sampel yang terbentuk bebas dari sifat memihak atau bias.
Pengambilan sampel harus dilaksanakan secara hati-hati agar keterangan yang diperoleh mempunyai tingkat ketelitian yang tinggi.

Langkah-langkah pengambilan sampel sebagai berikut.
1) Menentukan bentuk atau jenis sampel yang paling efisien dan menghasilkan keterangan paling saksama.
2) Menentukan cara pengambilan sampel dan menentukan siasat penarikan anggota sampel sehingga sampel bias (sifat memihak yang terdapat di dalam sampel) dapat dihindarkan.
3) Mempertegas hal-hal yang harus diselidiki, yaitu keterangan apa yang akan dikehendaki, bilamana keterangan itu diperlukan, dan bagaimana tinggi kesaksamaan keterangan yang diinginkan.
4) Menyusun kuesioner, formulir wawancara, atau daftar pertanyaan yang akan dipakai langsung oleh penginterview.
5) Memasukkan anggota populasi ke dalam sampel.
6) Memeriksa data yang terkumpul terlebih dahulu sebelum memperoleh keterangan dari dalamnya.
7) Menyusun hasil penarikan sampel ke dalam daftar dan grafik agar data tersebut lebih mudah ditafsirkan apabila tidak ada lagi kekurangan dan kesalahan.

c. Cara Pengambilan Sampel
1) Sampel Tetap (Fixed Sampling Design)
Sampel tetap adalah cara pengambilan sampel yang dibentuk mengikuti aturan tertentu. Aturan itu tidak akan diubah selama penarikan sampel. Jenis sampel tetap, antara lain sebagai berikut.
a) Sampel tak terbatas (unrestricted random sampling) adalah sampel yang anggotanya dipilih langsung dari seluruh populasi dengan tidak membagi populasi itu lebih dahulu atas kelas atau golongan.
Penarikan anggota populasi ke dalam sampel dilakukan dengan memakai cara sebagai berikut.
(1) Cara sederhana adalah cara penarikan sampel dengan memberi nomor setiap anggota populasi dan anggota sampel dipilih dengan memakai nomor random.
(2) Cara sistematis adalah sampel yang ditarik dengan memasukkan anggota populasi terlebih dahulu di dalam suatu daftar atau bentuk deretan lain. Setelah menentukan dari mana memulai, anggota sampel dipilih dengan memakai interval tertentu.
b) Sampel terbatas (restricted sampling) adalah sampel yang dibentuk dengan membagi populasi atas bagian atau golongan. Selanjutnya, dari bagian tersebut dipilih beberapa anggota sampel atau
golongan secara random. Dari golongan yang terpilih, sebagian besar atau seluruh anggota dimasukkan menjadi anggota sampel.

Bentuk sampel terbatas sebagai berikut.
(1) Sampel bertingkat banyak adalah sampel yang terbentuk dengan
menarik sampel kecil dari golongan yang terpilih denganmenggunakan probabilitas yang sama dan probabilitas sebanding dengan ukuran relatif.
(a) Probabilitas yang sama, artinya dari setiap golongan itu dipilih sejumlah anggota untuk dimasukkan ke dalam sampel dan setiap anggota golongan tersebut mempunyai probabilitas yang sama untuk dimasukkan ke dalam subsampel.
(b) Probabilitas yang sebanding dengan ukuran relatif atau besar relatif dari golongan tersebut. Misalnya, salah satu golongan mempunyai 50 persen dari anggota populasi seluruhnya.
Jadi, besar relatif golongan tersebut adalah 50 persen sehingga probabilitas setiap anggota golongan dua kali probabilitas anggota golongan kedua yang terdiri atas 25 persen dari seluruh populasi untuk dimasukkan ke dalam sampel.

(2) Sampel berstrata adalah sampel yang terbentuk dengan membagi populasi atas tingkat-tingkat atau kelas-kelas. Anggota sampel ditarik dari setiap kelas sehingga setiap kelas diwakili di dalam sampel. Banyaknya anggota sampel yang berasal dari setiap kelas ada kemungkinan sebagai berikut.
(a) Tidak tergantung pada besarnya stratum, misalnya setiap stratum diwakili oleh sejumlah anggota yang sama banyaknya dengan tidak memperhatikan perbedaan  yang terdapat pada strata.
(b) Sebanding dengan besar relatif setiap kelas dan besarnya penyebaran yang terdapat di dalam setiap stratum.
(c) Sebanding dengan besar relatif setiap kelas.

(3) Cluster sample adalah sampel yang ditarik dengan cara memilih secara random beberapa strata. Seluruh anggota strata yang terpilih atau sebagian besar dimasukkan ke dalam sampel. Jadi, dapat dikatakan unsur kerandoman dimasukkan sewaktu memilih strata yang akan diwakili hanya di dalam sampel, bukan memilih anggota.

2) Sampel yang Dibentuk Menurut Aturan (Sequential Sampling)
Di dalam penarikan sampel ini, sebuah sampel yang random berukuran kecil ditarik dan dianalisis dahulu. Sesudah menganalisis sampel kecil, dapat ditentukan apakah penarikan sampel yang lebih
besar masih perlu dilakukan. Apabila masih perlu dilakukan lagi haruslah ditentukan berdasarkan hasil analisis sampel kecil tadi. Sequential sampling dapat dilakukan dengan salah satu cara berikut.
a) Sampel yang ditarik secara bertingkat. Dalam hal ini, sampel ditarik berkali-kali. Setiap sampel yang baru ditarik digabungkan dengan sampel yang ditarik sebelumnya. Misalnya, untuk maksud tertentu, ditarik sampel yang berukuran 50. Sesudah menganalisis sampel ini, apabila masih diragukan kesaksamaannya, ditarik sebuah sampel lagi yang berukuran 50 dan digabungkan ke
dalam sampel yang pertama. Jadi, sampel menjadi berukuran 100 dan kemudian dianalisis.
b) Dengan mengamati satu per satu anggota populasi, pengamatan dilakukan terus-menerus sehingga keterangan yang diperoleh dirasa cukup memuaskan.

d. Beberapa Sampling Terpenting
1) Stratified Sampling
Pengambilan sampel ini dilaksanakan untuk populasi yangmengandung strata, yaitu golongan atau kelas yang berupa tingkat atau lapisan.
Bentuk stratified sampling sebagai berikut.
a) Area sampling adalah sampel yang diperoleh dengan mensampel daerah.
b) Quota sampling adalah cara penarikan sampel dengan menentukan stratanya berdasar sifat-sifat yang dianggap mempunyai pengaruh paling besar terhadap variabel yang akan diselidiki.
c) Sampel sebanding adalah penarikan sampel dengan cara proporsional quota sample diperoleh dengan mengambil anggota stratasedemikian rupa sehingga setiap stratum diwakili oleh sejumlah
anggota yang sebanding dengan besarnya stratum itu. Jumlah anggota yang mewakili stratum ke-k di dalam sampel adalah sebagai berikut.
Nk = Pk/P . N
Pk = jumlah anggota yang terdapat di dalam stratum ke-k.
P = jumlah anggota populasi seluruhnya.
N = banyaknya anggota yang dimasukkan ke dalam sampel yang biasanya dinamakan besar sampel.
2) Purposive Sampling
Suatu cara pengambilan sampel dengan tujuan tertentu.
3) Double Sampling
Double sampling dimulai dengan sebuah sampel kecil untuk
dapat memperoleh keterangan yang diinginkan.

7. Jenis Data yang Dikumpulkan
a. Pengertian dan Macam Data
Data adalah semua faktor yang terpakai dalam proses penelitian.Dapat dikatakan juga bahwa data adalah suatu faktor dalam wujud hasil pengukuran.
Data yang diperoleh secara langsung dari objek ataupun responden disebut data primer, sedangkan data yang diperloleh dari kepustakaan atau literatur disebut data sekunder.
Dalam penelitian, data dapat dikelompokkan menjadi dua macam.
1) Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kalimat atau uraian seperti prasasti, buku-buku, dan piagam. Data ini banyak digunakan dalam penelitian deskriptif, filosofis, dan historis.
2) Data kuantitatif adalah data yang berwujud angka-angka. Data ini sangat penting dan umum digunakan dalam berbagai penelitian yang penyelesaiannya menggunakan metode statistik. Data kuantitatif, misalnya jumlah murid, tenaga administrasi, guru, persentase absensi, serta persentase lulusan.

Jenis data dalam dunia statistik menurut Achmadi, antara lainebagai berikut.
1) Data diskrit adalah data yang hanya mempunyai sejumlah nilai yangterbatas (bilangan asli) dan bila berupa angka selalu berupa bilangan utuh. Nilai diskrit yang tidak berupa angka, misalnya nilai benar dan salah.
2) Data kontinu adalah data yang mempunyai nilai berupa pecahan, misalnya pengukuran panjang, luas, isi, waktu, dan berat.
3) Data intern adalah data yang asalnya diusahakan sendiri.
4) Data ekstern adalah data yang didapat dari orang lain atau hanya mengutip.

b. Syarat Data
Untuk kepentingan penelitian ilmiah, data sangat diperlukan. Suatu data akan berharga apabila betul-betul sesuai atau mendekati keadaan yang sebenarnya (valid). Jangan mengadakan penganalisisan data yang tidak benar. Sebelum diolah, data harus dicek kebenaran atau kesesuaian
dengan kenyataan.
Data yang baik harus memenuhi syarat sebagai berikut.
1) Data tersedia tepat waktu sehingga mudah didapat dan dapat digunakan.
2) Data dapat dipercaya yang berarti sesuai dengan sesungguhnya.

8. Pendekatan Utama Dalam Penelitian
a. Pendekatan Utama Dalam Penelitian
Dalam penelitian ada dua pendekatan utama.
1) Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang berupa angka.
Contoh:
a) Penduduk kota Padang berjumlah 175.000 jiwa.
b) Jumlah petani di desa Sukamaju 6.850 orang.
2) Pendekatan kualitatif adalah pendekatan yang tidak dinyatakan dengan angka.
Contoh:
a) Siswa kelas 3 SMA IPA 1 rajin.
b) Laut itu dalam.
Di lapangan, wujud data dapat berupa keadaan atau kenyataan, kejadian fakta, dokumen arsip, informasi, dan kepustakaan.
b. Responden
Responden adalah semua orang baik secara individu maupun kolektif yang akan dimintai keterangan yang diperlukan oleh pencari data.
Kelemahan:
1) Apabila pengetahuan di bidang penelitian sangat terbatas menyebabkan pengembangan lebih lanjut kurang sehingga kurang luas.
2) Peneliti seolah-olah hanya berkonsentrasi pada jawaban dalam mengupayakan untuk menyalinnya.
3) Berpengaruh psikologis pada responden sehingga timbul kesan diperiksa atau diinterogasi.
Pencatatan data dari responden dapat dilakukan dengan dua cara.
1) Wawancara Secara Langsung
Pada saat wawancara langsung, pewawancara melontarkan pertanyaan yang memerlukan ingatan baik untuk bertanya maupun menyalin hasil jawaban responden.
Keuntungan wawancara langsung, antara lain sebagai berikut.
a) Dapat mengembangkan pertanyaan dengan sebaik-baiknya untuk memperoleh hasil yang seluas-luasnya.
b) Suasana pembicaraan akan lebih mengena dan terarah sebagaimana pembicaraan sehari-hari.
c) Responden merasa lebih diperhatikan dan dihormati sebab setiap pembicaraan tampak diperhatikan langsung.

Kelemahan wawancara secara langsung, antara lain sebagai berikut.
a) Kalau tidak segera dilakukan pencatatan akan banyak hal-hal yang tertinggal karena kelupaan.
b) Secermat apapun daya ingat seseorang, kemungkinan besar ada yang terlupakan.
c) Kalau pengetahuan materi penelitian terbatas, sulit untuk memformulasikan kembali hasil wawancara

2) Wawancara Dengan Alat Bantu
Alat bantu yang digunakan dalam wawancara misalnya, tape recorder.
Keuntungan wawancara dengan alat bantu menurut Soerjono
Soekanto sebagai berikut.
a) Semua hasil pembicaraan dapat dicatat dengan sempurna.
b) Mudah untuk menuangkan kembali ke dalam hasil wawancara tertulis.
c) Dapat mengembangkan dalam bentuk pertanyaan spontan guna mendapatkan data sebanyak-banyaknya.
d) Setiap soal dapat didengarkan kembali apabila dirasa ada kekurangan atau kejanggalan atas data yang telah tertulis.
e) Tidak begitu memikirkan cara memfokuskan kembali sebagai
hasil penelitian.
Kelemahan wawancara dengan alat bantu sebagai berikut.
a) Memerlukan modal tambahan atau peralatan.
b) Dapat menimbulkan efek psikologis bagi responden, terutama yang jarang berhadapan dengan cara demikian.
c) Diperlukan waktu khusus untuk mendengarkan kembali pembicaraan dari awal sampai akhir untuk dituangkan dalam bentuk tulisan.

3) Wawancara Tidak Langsung
Teknik wawancara tidak langsung adalah cara pengumpulan data dengan mengadakan komunikasi tidak langsung, misalnya lewat angket atau kuesioner dan mengikuti persidangan lewat pers.
Keuntungan wawancara melalui metode angket sebagai berikut.
a) Angket dapat dibagikan secara serentak kepada responden.
b) Peneliti tidak perlu hadir sebab daftar angket dapat dikirimmelalui pos.
c) Responden bebas menjawab, jujur, dan tidak malu-malumenjawab.
d) Angket dapat dijawab oleh responden menurut waktu yangtersedia.

Pedoman yang digunakan untuk membuat pertanyaan pada
angket adalah sebagai berikut.
a) Bahasa dan kata-kata yang digunakan mudah dipahami.
b) Kalimat yang digunakan pendek dan mudah diperbarui.
c) Setiap pertanyaan hanya menanyakan satu hal.
d) Pertanyaan harus dihindarkan dari penggunaan praduga yang belum tentu benar.
e) Pertanyaan harus dihindarkan dari hal-hal yang dapat menimbulkan kecurigaan dan permusuhan.
f) Pertanyaan harus dihindarkan dari hal-hal yang menyangkut harga diri dan bersifat pribadi.
g) Pertanyaan harus dihindarkan dari pengertian ganda.
h) Pahami bahwa setiap responden memiliki pengetahuan dan kepandaian yang berbeda-beda.
i) Pertanyaan dimulai dari yang mudah ke pertanyaan yang sulit.
j) Pertanyaan yang memerlukan jawaban bersifat pribadi hendaknya ditempatkan bagian yang terakhir.
k) Perlu kata pengantar yang berisi tujuan dan harapan peneliti.

Tidak ada komentar: