BAHAYA HIZBIYAH
Tidak
ada satupun yang lebih berbahaya bagi da'wah Islamiyah dewasa ini ketimbang
Fanatisme Hizbiyah (Fanatik Golongan). Ia merupakan penyakit berbahaya yang
bakal mencerai beraikan ukhuwah Islamiyah. Ia pasti akan memutuskan
ikatan-ikatan kuat tali ukhuwah, dan akhirnya akan mengotori kesuciannya.
Adakah
dibenarkan seorang muslim menunjukan wajah ceria, senyum lebar dan salam
hangatnya hanya kepada orang satu kelompok atau satu jama'ah saja ..? Sementara
kepada orang dari kelompok lain ia bermuka masam, bersikap dingin dan hambar
..? Adakah dibenarkan seorang muslim mengabaikan kesalahan-kesalahan yang
dilakukan shahabat kelompoknya, sementara
apabila orang lain melakukan kesalahan yang sama, ia rajin menggunjingkan dan
menyebarluaskannya..?
Apabila
seorang di antara anggota kelompok (hizbiyah) ini anda beri peringatan karena
fikrah atau tashawwur (orientasi berfikir)nya menyimpang (munharif), maka ia
akan segera memberikan pembelaan-pembelaan dengan dalih : "Ini hanyalah kekeliruan, tetapi
tidak merusak prinsip".
Disebabkan
fanatisme hizbiyah inilah maka anda lihat, seseorang tidak akan mau melakukan
tela'ah, belajar atau menimba ilmu, melainkan hanya dari satu arah saja, yaitu
hanya dari buku-buku, tulisan orang sekelompoknya dan dari orang-orang tertentu
yang telah diwasiatkan tidak boleh belajar melainkan hanya kepada mereka.
Dari
situlah lahir cakrawala berpikir sempit, dan manusia-manusia yang
berkepribadian keji. Ia tidak melihat melainkan hanya dari satu sudut
pandang,dan tidak tahu menahu (persoalan) melainkan hanya pemikiran itu
satu-satunya.
Namun,
mengapa hizbiyah semacam ini bisa menyusup ke dalam shaf (barisan) da'wah ..?
Siapakah pula pendukungnya sehingga ia tetap berlangsung..?
Sesungguhnya
telah jelas bahwa hizbiyah adalah suatu pola dari sebuah tarbiyah buruk yang
dilakukan guna menangani penggarapan diri seorang manusia, kemudian
dikatakannyalah padanya (bahwa) :"Kamilah
kelompok paling afdhal, sedangkan selain kami, masing-masing mempunyai
kekurangan itu ....". Semua itu karena setiap kelompok
hizbiyah ingin menghimpun dan memperbanyak jumlah anggota.
Sebagai
konsekwensinya, maka mereka harus menjatuhkan nama kelompok lain supaya orang
jangan sampai masuk menjadi kelompok lain tersebut. Seakan-akan kita ini
menjadi kelompok-kelompok kontetstan dari beberapa partai yang bersaing guna
merebut kemenangan dalam suatu pemilihan umum. Sampai-sampai terkadang perlu
membeli suara massa dengan klaim-klaim memikat dan dengan harta benda.
Dari
tarbiyah seperti inilah, akhirnya seseorang harus sudah terpisah dari majlis-majlis para ulama atau
orang-orang berilmu semenjak pertama ia menerjuni dunia da'wah
atau ketika untuk pertama kalinya ia ingin mencari ilmu, sehingga ia tidak bisa
mengenyam tarbiyah para ulama yang mentarbiyah dengan adab, akhlaq dan
pengalaman mereka.
Kalau
demikian keadaannya, maka niscaya dia bakal menyerap (ilmu) dari orang-orang
yang aktif menjalankan amaliyah tarbiyah. Jika kebetulan orang itu memiliki
ilmu dan tidak mempunyai ambisi kepemimpinan, bisa jadi tarbiyahnya mendekati
benar. Tetapi seandainya orang-orang itu (ternyata) menyukai kedudukan atau
dalam dirinya terdapat unsur penipuan ilmu, maka tentu, dari tarbiyah ini akan
terlahir pemuda-pemuda buruk yang fanatik terhadap kelompok.
Tidak
ada seorang pun yang bisa selamat dari penyakit ini, kecuali orang yang selalu
mengambil perhatian sejak awal, dan mengerti bahwa ada beberapa bentuk tarbiyah
yang secara pasti akan menunjukkan hizbiyah. Untuk itu dia akan merasa takut
dan berusaha membentengi diri. Dia akan selalu mawas diri, selalu melihat ke
belakang, selalu memperbaharui langkah-langkahnya dan selalu melakukan
pembaharuan setiap saat, sehingga dirinya tidak terjatuh ke dalam cengkeraman
penyakit berbahaya yang keburukan serta malapetakanya merajalela ini.
Diterjemahkan secara bebas dari majalah
Al-Bayan, No. 59 Rajab 1413H, Januari
1993M. hal. 46-47
[Majalah As-sunnah tanpa edisi]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar